Masa
Orientasi Sekolah (MOS), Merupakan sebuah proses atau ritual wajib yang diikuti
seluruh peserta didik baru saat pertama masuk sekolah, melalui MOS
diharapkan para siswa-Siswi baru ini dapat lebih mengenal dan memahami
lingkungan sekolah dan teman teman baru meraka, termasuk juga para guru,
sayangnya di indonesia pelaksanaan MOS kerap terjadi Penyimoangan yang
dilakukan oleh panitia (OSIS) Atau pihak Sekolah.
MOS
kerap diwarnai dengan aksi perpeloncoan, huru-hara, mempermalukan siswa,
pembodohan, atau bahkan yang lebih buruk lagi adanya kekerasan.Kondisi ini
sangat berbeda jauh dengan masa orientasi siswa di negera-negara maju, misalnya
di negara-negara Eropa. Kegiatan MOS selalu dilakukan dengan cara yang
inovatif, mendidik dan menarik, sehingga para siswa sangat besar kesan serta
manfaat yang diperoleh. Menyadari akan penyimpangan ini, akhirnya mulai tahun
2016, Kemendikbud melarang seuruh sekolah yang ada di Indonesia untuk melakukan
MOS yang dipanitiain OSIS, atau mengandung unsur perpeloncoan.
Diharapkan
dengan dikeluarkanya peraturan baru ini, tidak ada lagi peserta didik yang
terdzolimi akibat ulah senior atau pihak sekolah yang menjadikan MOS sebagai
ajang balas dendam. MOS harus dilaksanakan dengan cara mendidik dan memberi
kesan pengalaman mendalam bagi pesertanya. Hal ini ditujukan untuk memutus
rantai pembodohan massal yang selama ini terjadi di dunia pendidikan Inonesia.
Penyimpangan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Anies Baswedan secara resmi melarang pelaksanaan Masa Orientasi Sekolah (MOS) oleh kalangan siswa atau pelajar. “Meski pelaksananya anggota OSIS, akan tetap kami larang. Mulai tahun ini (pengenalan sekolah) harus dilakukan oleh guru atau pengajar,” kata Anies seperti dilansir Antara.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Anies Baswedan secara resmi melarang pelaksanaan Masa Orientasi Sekolah (MOS) oleh kalangan siswa atau pelajar. “Meski pelaksananya anggota OSIS, akan tetap kami larang. Mulai tahun ini (pengenalan sekolah) harus dilakukan oleh guru atau pengajar,” kata Anies seperti dilansir Antara.
Pelarangan
MOS oleh siswa diterapkan mengingat rawannya aksi pelonco atau bullying, bahkan
kekerasan yang dilakukan senior terhadap adik kelasnya yang baru masuk sekolah,
pada kegiatan itu. Menurut Anies, konsep kegiatan pengenalan sekolah sudah
saatnya diubah dengan memutus salah satu masalah utama dalam lingkungan
sekolah, yaitu kekerasan. (CNN Indonesia.com)
Tradisi yang terjadi selama ini, membuat MOS sebagai ajang pembodohan dengan banyak melakukan kegiatan bersifat huru-hara, seperti memakai item warna-warni, membawa benda/atribut aneh dan mencolok, serta aktivitas yang tidak mendidik lainnya.
Tradisi yang terjadi selama ini, membuat MOS sebagai ajang pembodohan dengan banyak melakukan kegiatan bersifat huru-hara, seperti memakai item warna-warni, membawa benda/atribut aneh dan mencolok, serta aktivitas yang tidak mendidik lainnya.
Dengan
alasan menempa mental siswa, para panitia kerap mempermalukan peserta MOS
tersebut dengan menyuruh bertingkah aneh dan menjijikkan, seperti berteriak,
menari histeris, berguling-guling dan berbagai aktivitas bodoh lainnya.
kegiatan yang hanya mengarah kepada perpeloncoan seperti ini sangat tidak
pantas dilakukan dalam sebuah wadah pendidikan.
Bahkan
di Indonesia, pernah terjadi kasus tewasnya beberapa peserta MOS disebuah
universitas pada beberapa tahun lalu. Diduga kuat peserta MOS tersebut tewas
akibat dianiaya oleh para seniornya. Hal ini tentu saja sangat disayangkan, MOS
yang seharusnya dijadikan ajang perkenalan peserta dengan lingkungan didik,
justru menjadi ajang kekerasan dan berujung pada hilangnya nyawa. Penyimpangan
ini tentu saja sudah sangat jauh dan harus segera dibenahi.
Pelaksanan
MOS dengan kekerasan seperti ini menuai berbagai kecaman, meski demikian MOS beragendakan
perpeloncoan dan kekerasan terus saja berlangsung. MOS kerap diajadikan ajang
balas dendam para siswa senior terhadap junior-juniornya.
Hal
ini dikarenakan para senior, saat menjadi junior dulu juga mendapat perlakuan
serupa, sehingga mereka terdoktrin untuk terus melakukan penyimpangan tersebut
dengan peserta didik baru lainnya. Oleh kerenanya, penulis sangat mengapresiasi
tindakan Kemendikbut untuk melarang pihak OSIS disekolah melaksanakn MOS, guana
menghindari perpeloncoan terus terjadi menimpa para peserta didik.
Pihak
sekolah dan panitia MOS harus dapat menyelenggarakan atau menanamkan perilaku
disiplin dan nilai-nilai edukatif dalam masa orientasi siswa. Dengan
terlibatnya para guru yang berpengalaman dan dapat mengontrol emosi, diharapakan
dapat menghapus perpeloncoan dan memutus lingkaran kekerasan di dunia
pendidikan. Selamatkan Anak-anak kita dari aktivitas MOS huru-hara yang tidak
ada gunanya dan mengancam keselamatan jiwa.
Dan pada kesempatan ini saya mencoba berbagi solousi agar
kegiatan MOS/MOPD ini berjalan sebagaimana tujuan baik yang ada didalamnya:
1. Seharusnya kegiatan MOS/MOPD ini dikelola langsung oleh
guru, mulai dari acara dan lain sebagainya gurulah yang memegang peran
didalamnya dari hari pertama hingga akhir, sehingga dengan ini segala bentuk
kegiatan didalamnya akan terkondisikan dengan baik, karena saya yakin guru
lebih tahu bagaimana semestinya MOS/MOPD ini dilaksanakan.
2. Kalau memang guru/pihak sekolah mempercayai beberapa senior untuk membantu kegiatan tersebut, haruslah senior tersebut diseleksi apakah layak atau tidak menjadi panitia.
3. Guru/pihak sekolah memegang secara penuh kegiatan tersebut,sehingga tahu acara apa yang akan dilaksanakan dan apa-apa saja yang harus peserta bawa,sehingga dengan ini kita bisa menentukan mana perlengkapan yang layak untuk mereka bawa dan apa-apa saja acara yang mendidik buat peserta.
2. Kalau memang guru/pihak sekolah mempercayai beberapa senior untuk membantu kegiatan tersebut, haruslah senior tersebut diseleksi apakah layak atau tidak menjadi panitia.
3. Guru/pihak sekolah memegang secara penuh kegiatan tersebut,sehingga tahu acara apa yang akan dilaksanakan dan apa-apa saja yang harus peserta bawa,sehingga dengan ini kita bisa menentukan mana perlengkapan yang layak untuk mereka bawa dan apa-apa saja acara yang mendidik buat peserta.
4. Saat MOS/MOPD adalah waktu yang tepat bagi sekolah
menanamkan nilai-nilai karakter atau budaya sekolah yang nantinya akan
dilakukan oleh para peserta didik baru, seperti slogan yang sering kita dengar
kesan pertama begitu mengoda selanjutnya terserah Anda, artinya diwaktu awal
ini kita buat peserta terbiasa mengikuti kebiasaan-kebiasaan baik sekolah yang
akan diterapkan dan nantinya mereka bisa terbiasa, seperti pembiasaan menjaga
kebersihan, kebiasaan mengucapkan salam, dan kebiasaan-kebiasaan baik yang
ingin sekolah terapkan.
5. Sampaikan aturan main sekolah yang akan diterapakan pada
kemudian hari sehingga mereka harus mematuhinya, juga sampaikan reward dan
punishment yang mereka dapatkan saat mereka mengerjakannya misalnya Tata tertib
sekolah dan aturan-aturan yang dimiliki sekolah, saat inilah waktu yang tepat
bagi mereka untuk memahami apa yang boleh dan tidak boleh mereka lakukan di
sekolah ini.
6. Ajaklah walimurid untuk bisa melihat kegiatan ini pada
hari pertama mereka sekolah, selain walimurid tahu akan kondisi sekolah juga
mereka mengenal lebih dekat pada guru sehingga nantinya mereka akan lebih mudah
diajak kerja sama dengan sekolah untuk kebaikan para siswanya.
7. Pihak sekolah membuat aturan main untuk kegiatan MOS/MOPD
ini, siapapun nantinya yang memegang acara ini, apakah itu senior atau guru
sebagai panitia mereka semua harus mengikuti aturan mainnya, dan siap
bertanggung jawab bila melanggarnya , khususnya pada kepala sekolah selaku
penanggung jawab penuh kegiatan ini harus mengawasi dengan benar sehingga
mencapai tujuan MOS/MOPD yang diinginkan.
Sehingga dengan seperti ini kita selaku pihak sekolah/guru dapat
mencapai tujuan MOS/MOPD seperti yang diinginkan, MOS/MOPD yang lebih mendidik.
Dan tak ada lagi ada kekeraan ataupun kegiatan-kegiatan MOS/MOPD yang tak
mendidik ataupun perasaan-perasaan dendam diantara peserta dengan panitia.
Selamat menjalankan MOS/MOPD, mari kita didik mereka dengan
baik dan Insya Allah dari kegiatan ini akan lahir generasi-generasi Indonesia
yang berkarakter.
*) VirellP dan Berbagai Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar