Berbagi Selagi Bisa Berbagi

Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

Jumat, 04 Januari 2019

Masalah Moneter Internasional

Masalah Moneter Internasional
Apabila kita berbicara mengenai masalah moneter maka masalah utama yang kita bahas adalah mengenai uang, yaitu mata uang siapa yang nilainya paling tinggi, kenapa demikian, dan seberapa lama nilainya relatif terhadap mata uang lain dan kekayaan cadangan untuk menjamin nilai mata uang tersebut (yakni emas) Sehingga dalam dunia internasional dikenal istilah hard currency, yang biasanya dimiliki oleh negara-negara maju dimana kecenderungan mata uang ini adalah apresiasi, dan soft currency, biasanya dimiliki oleh negara-negara berkembang atau miskin dimana kecenderungan mata uang ini adalah depresiasi.
Istilah-istilah itu muncul terkait dengan persaingan bisnis internasional yang mereka lakukan sehingga memunculkan sebuah ketimpangan antara ekonomi maju dan berkembang. Semenjak dimulainya sistem standar emas hingga abad ke 20, sistem moneter internasional telah mengalami pasang surut. Perubahan dari satu sistem ke sistem yang lain diakibatkan oleh gejolak ekonomi dan politik serta perang dunia pada saat itu. Perkembangan tersebut tentunya sangat berpengaruh terhadap “revolusi” bisnis internasional sampai sekarang.
Seiring dengan perkembangan perdagangan dan investasi internasional antar negara yang semakin global dan terhubungkan satu sama lain maka mekanisme dalam pengaturan nilai kurs mata uang suatu negara terhadap negara lain sebagai nilai kurs yang diterima sangatlah diperlukan. Hal ini tak lepas dari kenyataan bahwa setiap negara di dunia memiliki mata uang sendiri dimana nilai dan daya-gunanya berbeda dengan mata uang negara lain. Tentunya, selain nilai kurs yang beda, setiap negara memiliki kebijakan yang beragam mengenai moneter mereka masing-masing sehingga berdampak pada kontinuitas dan spekulasi bisnis dan investasi suatu negara ke negara tersebut. Oleh karena itu, sistem moneter internasiona–sebuah rezim moneter–menciptakan aturan dan mekanisme terstandardisasi yang dipakai suatu negara untuk menilai dan menukarkan mata uangnya. Ini akan mempermudah dan memfasilitasi pertukaran nilai mata uang baik digunakan sebagai alat pembayaran sah dalam bisnis internasional atau pembayaran hutang luar negeri suatu negara maupun komoditas perdagangan dalam bentuk investasi keuangan seperti di bursa efek. Tentunya hal tersebut sangat bergangtung pada kondusifnya fungsi moneter internasional itu sendiri.
Sedikit tentang sejarah emas, kira-kira tahun 1200 sebelum masehi hingga dewasa ini arah dari harga emas pada umumnya menarik. Benar terdapat fluktuasi yang lebar dalam harga  itu, dan seorang yang melakukan investasi dalam emas hendaknya memiliki syaraf yang mantap. Para investor Amerika  yang selalu taat hukum pernah tidak merasakan sumber kepanikan itu karena adalah ilegal bagi mereka untuk memiliki emas antara tahun 1933 dan 1976. Selama periode itu, harga emas telah meningkat dari sekitar $21 per ons menjadi hamper $200 pada bulan desember 1976, ketika orang-orang Amerika kembali bebas secara hukum untuk memiliki emas dalam bentuk batangan. Ketika hal itu berkembang orang Amerika tidak berbondong-bondong ke pasar dan harga telah berfluktuasi antara $100 lebih sedikit dan diatas $800 per ons sejak tahun 1976.
Konon emas harus dijual seperti intan dan platina tetapi komoditas tersebut mempunyai satu keungulan yang sangat penting terhadap emas. Platina berasa dalam suatu pasar oligopoli dimana  amplats merupakan anggota dominan sebagai angota tambang platina terbesar di dunia. Sebaliknya, penambangan emas sangat terbagi-bagi dan perusahan emas telah merosot untuk bergabung dengan penguasa pemasaran.
Pada bulan Juli tahun 2002 emas memperoleh kembali statusnya sebagai sarana perlindungan yang aman ketika investor cemas akan terorisme, bahaya peperangan antara India – Pakistan (kedua-duanya berkekuatan nuklir) dan ketidakpastian tentang ekonomi dan pasar. Alasan lain kuatnya harga emas adalah bahwa persediaan dan impor Jepang naik enam kali lipat dalam kuartal pertama 2002 diatas periode yang sama tahun 2001. Jepang melakukan pembelian sebab nilai kekayaan terus merosot setelah satu decade dan pemerintah menunda perlindungan jaminan deposit banknya pada April 2002. Pada 29 Mei  2002, emas mencapai harga tertingginya sejak tahun 1997.

https://drive.google.com/file/d/1A5mSRff9MvVzJiQzWIj4vTtAdrHLQ-fB/view?usp=sharing

Tidak ada komentar:

Post Top Ad

Your Ad Spot