Saat ini pemasaran bukan lagi
merupakan suatu fungsi bisnis; pemasaran 
adalah suatu cara menjalankan bisnis. Pemasaran mengintegrasikan
pelanggan ke  dalam rancangan produk dan merancang
proses secara sistematis untuk interaksi yang akan menciptakan substansi dalam
hubungan tersebut. Sehingga, semua arah  
baru yang penting dalam pemikiran dan praktek manajemen berorientasi
kepada   pemasaran. Dalam industri yang
tengah menghadapi persoalan overcapacity terhadap   permintaan pasar seperti sekarang ini, muncul
persoalan tentang bagaimana menciptakan permintaan di antara konsumen yang
sudah sangat terdiferensiasi. 
Overcapacity ini mendorong munculnya “hypercompetition” di antara para
pelaku  bisnis dalam memasarkan
produknya. Dalam persaingan yang sudah sangat keras,  kacau dan unpredictable tersebut maka
perusahaan yang ingin lestari di pasar 
tampaknya perlu untuk mengganti-ganti pernyataan sebagai upaya
mengantisipasi  perubahan
lingkungan.  
Supaya berhasil di masa kini,
perusahaan harus menyatu dengan realitas. 
Realitas yang sungguh-sungguh diperhitungkan adalah hal-hal yang
terdapat dalam  pikiran calon pelanggan.
Pendekatan mendasar atas positioning bukanlah dengan  menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Akan tetapi dengan menggunakan apa  yang
telah ada di dalam pikiran. Mengikat kembali hubungan yang telah ada.
Pasar  yang ada saat ini tidak lagi
merespon strategi-strategi yang berhasil di masa lalu. Saat  ini yang ada hanyalah terlalu banyak produk,
terlalu banyak perusahaan, dan 
kebisingan pasar.  Dalam hutan
komunikasi di luar sana, harapan bagi nilai yang  besar adalah menjadi selektif, berkonsentrasi
pada target yang sempit, mempraktikan 
segmentasi. Dalam kata lain “positioning” (Al Ries dan Jack Trout).  
Dengan cara ini,
tindakan-tindakan pemasar menempatkan suatu produk atau  merek di tempat tertentu dalam benak
konsumen. Segala macam bentuk komunikasi 
dari pemasar kepada konsumen menentukan lokasi psikologis yang akan
ditempati  produk. Penentuan posisi,
karenanya, adalah segala tindakan yang dilakukan pemasar  untuk mencapai tujuan mempengaruhi persepsi
pasar.  
Positioning merupakan strategi
komunikasi untuk memasuki jendela otak 
konsumen, agar produk/merek/nama perusahaan mengandung arti tertentu
yang  dalam beberapa segi mencerminkan
keunggulan terhadap produk/merek/nama lain 
dalam benak hubungan asosiatif. Lewat suatu kalimat sederhana, tapi
jelas,  konsumen bisa membedakan suatu
produk atau jasa dari para pesaing. Lewat kalimat  itu, juga diharapkan seluruh karyawan
perusahaan jadi aware terhadap strategi 
perusahaan.  
Dengan demikian penulis setuju
dengan pendapat bahwa “Image is power”! 
Itulah pendapat pakar marketing, Philip Kotler. Kemasyhuran “diluar”
perusahaan  akan menambah ‘kekuatan’ bagi
produk atau jasa yang dibuat ‘didalam’ 
perusahaan”. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pasar yang semakin jenuh,
ide  kreatif dan inovatif menjadi kunci
kemenangan persaingan.  
Materi

 
 
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar