SISTEM INFORMASI BAGI INTELLIGENT PADA MEDIA MASA
MAKALAH
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
TENTANG
Kekuatan Media Massa dalam Kampanye Kepresidenan di
Indonesia dan Contoh Praktek Intelijen Pemasaran
Indonesia dan Contoh Praktek Intelijen Pemasaran
Disusun Oleh :
Virell Parastama
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) SUMBAR PARIAMAN
PROGRAM MANAJEMEN
TAHUN 2018/2019
A. Kekuatan Media Massa dalam Kampanye Kepresidenan di Indonesia
- Kekuatan Media Massa dalam Kampanye Kepresidenan di Indonesia
Dalam perspektif sistem media massa dan
kebebasan menyatakan pendapat yang berlaku di Indonesia, adalah sangat
mungkin bahwa media massa di Indonesia bukan hanya mempunyai peranan
melainkan juga mempunyai kekuatan dalam kampanye kepresidenan. Sistem
media massa yang sangat terbukadalam arti tanpa pengawasan secara
konstitusional dari pemerintah dan adanya jaminan kebebasan menyatakan
pendapat dari konstitusi memberikan keleluasaan bagi masyarakat untuk
melakukan publikasi melalui media massa. Hal ini tentu saja juga
memberikan kesempatan yang sangat luas bagi para politisi dalam rangka
pelaksanaan kampanye kepresidenan. Sistem media yang demikian itu
memberikan peluang bagi masing-masing tim pelaksana kampanye
kepresidenan untuk menggunakan media massa sebagai sarana informasi dan
persuasi seefektif dan seefisien mungkin. Hal ini juga didukung oleh
konstitusi yang memberikan kebebasan berpendapat bagi setiap warga
negara. Dua hal tersebut sangat mendukung kinerja masing-masing tim
pelaksana kampanye kepresidenan dalam usaha untuk merebut perhatian para
pemilih agar memilih calon presiden yang mereka ajukan.
Media massa merupakan sarana persuasi
yang efektif dan efisien bagi mereka karena bisa menjangkau banyak
pemilih yang menjadi target mereka dengan waktu yang cepat dan biaya
yang relatif murah. Khususnya dari sisi waktu, tidak mungkin tim sukses
kampanye kepresidenan untuk mendatangi target pemilih mereka secara
langsung atau ‘door to door’. Penggunaan media massa adalah cara yang
sangat memungkinkan untuk ‘bertemu langsung’ dengan target pemilih
melalui representasi media massa baik cetak maupun elektronik bagi para
tim pelaksana kampanye kepresidenan. Mereka bisa menggunakan berbagai
cara yang bisa dipublikasikan melalui media cetak maupun elektronik,
bahkan mereka juga bisa berkomunikasi secara langsung melalui program
‘live show’ televisi maupun siaran radio; juga mereka bisa mengumpulkan
pendapat, saran, komentar ataupun kritik, mengadakan ‘polling’ atau
jajak pendapat melalui media massa cetak maupun elektronik. Berbagai
macam cara bisa mereka ciptakan dan mereka untuk berkomunikasi dalam
usaha memikat calon pemilih.
Kebanyakan warga Amerika yang
mempunyai hak pilih mendapatkan informasi tentang pemilihan bukan dari
kontak langsung dengan para calonnya atau dengan para praktisi politik
(politisi) ataupun tim pelaksana kampanye, melainkan melalui media massa
cetak maupun siaran atau juga elektronik, misalnya, surat kabar,
majalah, websites, radio, dan khususnya televisi. Bagi para politisi,
media massa tersebut dipakai dan diberdayakan demi suksesnya pelaksanaan
kampanye kepresidenan dan demi keberhasilan kandidat presiden
mendapatkan suara pemilih sebanyak mungkin sehingga kandidat tersebut
bisa menjadi presiden.
Meyakinkan warga negara untuk
memilih kandidatnya merupakan tujuan yang cukup jelas. Media massa
sungguh mempunyai peranan dan kekuatan bagi keberhasilan pelaksanaan
kampanye kepresidenan, bukan hanya dari sisi untuk mengumpulkan sebanyak
mungkin suara pemilih melainkan juga untuk mengumpulkan dana bagi
pelaksanaan kampanye. Dari sudut pandang warga negara atau para pemilih,
mereka menggunakan media massa untuk mendapatkan informasi dan hal-hal
yang berkait baik dengan pelaksanaan kampanye kepresidenan maupun dengan
pelaksanaan pemilihan presiden itu sendiri. Media massa modern saat ini
telah menjangkau jutaan orang dan seluruh dunia melalui televisi,
radio, surat kabar, majalah, buku, film, dan internet. Media massa dalam
bentuk cetak dan siaran mempunyai lima fungsi khusus dalam sistem
politik, yaitu, “reporting the news, interpreting the news, socializing
citizens about politics, influencing citizens’ attitudes and behaviors,
and setting the agenda for government action”. Kelima fungsi tersebut
sekaligus menjadi kekuatan media massa dalam kaitannya dengan politik,
khususnya dalam hal ini dengan pelaksanaan kampanye kepresidenan di
Indonesia.
- Kekuatan Media Massa Cetak
Media massa cetak yang dalam
konteks ini dibatasi dalam bentuk surat kabar, majalah, dan buku
merupakan sarana komunikasi dan persuasi bagi para praktisi politik,
para partisan politik, dan para pemerhati politik. Sebagai sarana
komunikasi, media massa cetak tersebut dimanfaatkan untuk
mensosialisasikan visi dan misi dari kandidat presiden, memberikan
informasi selengkap dan semenarik mungkin berkait dengan program-program
jangka panjang dan pendek sebagai perwujudan pelaksanaan visi dan misi
para kandidat, memberikan liputan dalam kolom reguler maupun kolom
khusus berkait dengan kampanye mereka, menyampaikan biografi dan
karya-karya para kandidat berikut rencana kerja mereka.
Informasi-informasi tersebut dikemas sedemikian rupa dalam aneka bentuk
publikasi liputan berita, liputan khusus, features, analisis, iklan, dan
lain-lainnya sehingga menjadi berguna dan menarik bagi para calon
pemilih. Kemasan publikasi dalam media massa cetak seperti ini baik
dalam surat kabar harian maupun dalam majalah mingguan dimaksudkan
sebagai sarana persuasi agar para calon pemilih tertarik, terpikat
kepada calon presiden yang disosialisasikan dan dipopularitaskan dalam
kampanye tersebut.
Media massa cetak tersebut bisa menarik
karena sifatnya yang lama dalam pengertian bahwa informasi yang
dipublikasikan tersebut bisa disimpan tanpa harus melakukan ‘recording’
sebagaimana dalam media massa siaran dan kemudian informasi tersebut
bisa mudah didapatkan kembali sewaktu-waktu diperlukan. Dengan demikian
media massa cetak bukan merupakan media komunikasi, informasi, dan
persuasi yang lewat begitu saja sebagaimana yang terjadi dalam media
massa siaran baik radio maupun televisi. Di sinilah letak kekuatan media
massa cetak.
Selain karena hal tersebut di atas,
informasi media massa cetak juga mempunyai kekuatan bagi kalangan
tertentu, khususnya bagi golongan berpendidikan. Informasi ataupun data
dalam bentuk cetak sangat digemari oleh kalangan sebagaimana tersebut di
atas. Mereka membutuhkan informasi dan data dalam bentuk cetakan karena
jenis ini pada umumnya merupakan hasil suatu observasi dan analisis
yang cukup mendalam dan representatif yang bisa menjadi acuan bagi
mereka baik untuk kepentingan mereka sendiri maupun untuk kepentingan
lainnya.
- Kekuatan Media Siaran
Media massa
siaran dalam konteks ini meliputi radio dan televisi. Dalam masyarakat
politik di Indonesia, radio bukan merupakan media massa siaran yang
dianggap sangat efektif dan efisien untuk kepentingan kampanye mengingat
bahwa popularitas radio bagi masyarakat Indonesia semakin menurun
bersamaan dengan munculnya media massa siaran televisi. Oleh karena itu,
para praktisi politik, para partisan politik, pemerhati politik kurang
memberikan prioritas terhadap penggunaan media massa siaran radio
sebagai media komunikasi, informasi, dan persuasi dalam pelaksanaan
kampanye pemilihan presiden, meskipun sebenarnya radio merupakan media
yang praktis karena bisa didengarkan di mana saja dan kapan saja, bisa
didengarkan sambil melakukan aktivitas lainnya. Mereka lebih memilih
media massa siaran televisi karena televisi bisa memberikan tampilan
lebih menarik dibandingkan kegiatan kampanye yang disiarkan melalui
radio. Hal ini bukan berarti bahwa mereka tidak menggunakan radio mereka
tetap menggunakan radio, hanya porsinya tidak sebanyak yang mereka
lakukan melalui media massa siaran televisi, baik dari sisi kuantitas
maupun kualitas.
Dewasa ini televisi memang merupakan
media massa yang paling komunikatif dan paling digemari oleh kedua belah
pihak (para politisi dan para pemilik hak pilih) karena televisi
mempunyai sifat yang berbeda dari media massa lainnya, yaitu bahwa
televisi merupakan perpaduan audio-visual sehingga dengan demikian
televisi memberikan kesan sebagai penyampaian isi atau pesan seolah-olah
secara langsung antara komunikator (pembawa acara atau pengisi acara)
dengan komunikan (pemirsa). Informasi yang disampaikan melalui televisi
mudah dimengerti karena secara bersamaan bisa didengar dan dilihat.
Bahkan televisi bisa berperan sebagai alat komunikasi dua arah,
khususnya dalam acara-acara ‘live show’.
Frank Allen Philpot dari Universitas
Stanford (Rivers 2003:226) menyatakan bahwa liputan televisi lebih
disukai para politisi karena liputan itu nampak lebih nyata dan akrab
daripada foto atau kutipan pembicaraan mereka yang dipublikasikan lewat
surat kabar, apalagi televisi bisa melakukan siaran langsung sehingga
lebih dipercaya karena tidak dapat diedit seperti halnya media massa
cetak.
Bentuk-bentuk siaran televisi yang muncul
dalam rangka menunjang pelaksanaan kampanye pemilihan presiden adalah
kampanye lewat iklan politik, siaran atau liputan berita biasa (reguler)
maupun berita khusus berkaitan dengan kampanye, siaran debat terbuka
calon presiden, diskusi dan dialog terbuka dengan calon presiden maupun
tim kampanye mereka yang bisa melibatkan para pemirsa televisi.
Siaran-siaran itu bisa diselenggarakan baik secara langsung maupun tidak
langsung dan biasanya untuk memikat pemirsa lebih banyak dan agar lebih
efektif dan efisien, siaran diusahakan dalam jam tayangan ‘prime time’
antara jam 20.00 – 22.00, khususnya untuk siaran-siaran yang melibatkan
partisipasi pemirsa secara langsung.
Bentuk penayangan iklan politik dipilih
sebagai salah satu bentuk siaran televisi dalam rangka mensukseskan
pelaksanaan kampanye pemilihan presiden. Dari penayangan jenis ini
pemirsa bisa mendapatkan informasi berkait dengan visi-misi dan program
kerja yang dijanjikan; selain itu, pemirsa juga disodori penayangan
figure kandidat presiden yang sengaja ditonjolkan supaya mempunyai
‘nilai jual’, artinya supaya bisa memikat calon pemilih. Para kandidat
presiden dijadikan ikon-ikon baru (bisa juga disebut sebagai aktor-aktor
baru) yang sengaja ditonjolkan dalam penayangan tersebut. Semua bentuk
aneka penayangan iklan politik, pada prinsipnya, merupakan suatu alat
yang dipakai untuk mempengaruhi publik, khususnya pemilik hak pilih,
supaya memilih kandidat presiden yang ditayangkan atau memperkuat dan
memperteguh pendirian calon pemilih yang sudah menentukan pilihan
mereka. Oleh karena itu, diperlukan cara-cara penayangan yang sedemikian
rupa sehingga mampu memberi kesan positip bagi pemirsa dan selanjutnya
mampu mengoptimalkan ikatan emosional para calon pemilih baik yang belum
menentukan pilihan maupun yang sudah menentukan pilihan.
Menurut Yusuf Maulana (2004:5),
pengelolaan kesan merupakan bagian terpenting dalam komunikasi politik.
Visualisasi tubuh dan artikulasi verbal dari para kandidat maupun tim
sukses atau para aktor dan narrator dalam penayangan tersebut merupakan
bagian dari fungsi bahasa yang harus diperhatikan sehingga dengan
demikian penayangan itu merupakan hasil dari pengolahan citra melalui
bahasa, yang menurut istilah Ben Anderson gejala ini disebut
‘penopengan’ yang mereduksi, bahkan mendistorsi pesan yang seharusnya
tampil sebagaimana adanya. Dalam kampanye, tentunya, kesan atau citra
yang ingin diperoleh adalah yang positip-persuasif yang kemudian mampu
mendapatkan perhatian dari para pemirsa, yang akhirnya mampu mengubah
persepsi atau memperteguh persepsi untuk memilih kandidat presiden yang
dikehendaki dalam penayangan tersebut.
Bentuk penayangan berikutnya adalah
liputan kampanye dalam acara berita reguler maupun dalam berita khusus
yang disediakan oleh stasiun televisi dalam rangka kampanye. Cara
penayangan ini juga menjadi media bagi para kandidat dan tim suksesnya
untuk memberikan informasi selengkap dan semenarik mungkin kepada para
pemirsa sehingga mampu memberikan wacana yang representatif dan
komprehensif, yang pada akhirnya diharapkan bisa mempunyai daya pengaruh
yang kuat bagi para calon pemilih untuk menentukan pilihan mereka.
Demikian juga dengan bentuk penayangan melalui acara diskusi dan debat
terbuka baik yang dirancang oleh stasiun televisi maupun yang dirancang
oleh panitia pemilihan presiden. Semuanya itu dikemas dalam rangka
memberikan informasi selengkap dan semenarik mungkin kepada para
pemirsa, khususnya kepada target mereka, yaitu mereka yang mempunyai hak
pilih. Acara diskusi dan debat terbuka baik yang disiarkan secara
langsung maupun melalui siaran tunda mempunyai kekuatan dan daya tarik
tersendiri karena melalui acara ini pemirsa bisa mendapatkan gambaran
langsung tentang kualitas kandidat presiden yang ada. Di pihak lain,
masing-masing kandidat dan timnya bisa memaksimalkan cara persuasinya
dalam berbagai bentuk tampilan untuk memikat calon pemilihnya.
- Kekuatan Media Internet
Selain media massa tersebut, kini para
praktisi maupun partisan politik juga menggunakan media internet dalam
websites sebagai sarana komunikasi, informasi, dan persuasi berkaitan
dengan pemilihan yang berlangsung di Indonesia. Hal ini bisa dilihat
dari makin banyaknya situs-situs di internet (websites) yang menyediakan
informasi dalam arti luas (tulisan, audio-visual) berkaitan dengan
pemilihan presiden. Situs-situs tersebut memberikan informasi lengkap
dan persuasif karena situs-situs tersebut merupakan tampilan gabungan
dari media cetak dan media audio-visual. Situs-situs bisa menampilkan
seperti apa yang dipublikasikan oleh media massa cetak sekaligus juga
bisa menampilkan sebagaimana yang disiarkankan oleh radio dan televisi.
Menurut Bambang Cipto (2003:105), dewasa ini internet telah menjadi
media yang cukup besar pengaruhnya terhadap perubahan politik dalam
masyarakat. Hampir semua hal yang berkait dengan politik dan
pemerintahan bisa diakses lewat websites mereka masing-masing. Setiap
warga dapat menyampaikan keluhan, tuntutan, dan harapan mereka secara
langsung kepada pemerintah maupun pejabat pemerintah tanpa dibatasi oleh
ruang dan waktu. Kutipan ini menunjukkan bahwa di masa mendatang
internet akan menjadi salah satu media massa yang sangat berpengaruh
atau bahkan bisa menjadi media massa yang unggul, khususnya dalam dunia
politik dan pemerintahan.
Perubahan cara komunikasi politik ini
juga dimanfaatkan oleh para praktisi politik, khususnya para tim
pelaksana kampanye kepresidenan dengan menggunakan internet sebagai
sarana komunikasi dan persuasi demi keberhasilan kerja mereka. Mereka
menggunakan websites untuk berkampanye dengan memberikan informasi
lengkap dan persuasif dalam tampilan aneka macam yang bisa dilengkapi
dengan fasilitas audio-visual. Bahkan mereka menciptakan komunikasi dua
arah lewat websites tersebut.
Berkait dengan kampanye
kepresidenan 2019 ini, telah ada lebih dari ratusan situs di internet
(websites) digunakan oleh para praktisi politik, para partisan politik,
para pemerhati politik untuk melakukan usaha komunikasi, informasi, dan
persuasi dalam proses mencapai keberhasilan kampanye bagi para kandidat
presiden. Situs-situs itu dibuat baik oleh pihak pemerintah maupun oleh
pihak para kandidat presiden dan tim pelaksana kampanye mereka
sedemikian rupa sehingga menarik bagi para calon pemilih dan memudahkan
mereka untuk mengakses. Hal ini dimaksudkan agar terjadi komunikasi dua
arah yang tentunya akan sangat membantu kedua belah pihak untuk
memperoleh hal yang mereka perlukan. Dari pihak masing-masing kandidat,
mereka mempunyai kesempatan yang tanpa batas untuk menampilkan diri
masing-masing berikut program-programnya agar dapat menarik perhatian
dan mempengaruhi calon pemilih. Dari sisi calon pemilih, mereka
memperoleh kesempatan untuk mendapatkan infomasi lengkap dari
masing-masing kandidat sehingga mampu memperluas wacana mereka berkait
dengan para kandidat dan program yang dimiliki, sehingga dengan demikian
para pemilih dapat menjatuhkan pilihannya sesuai dengan yang mereka
kehendaki, yang mereka harapkan. Mereka menentukan pilihan mereka atas
dasar informasi yang mereka peroleh dari media massa tersebut.
B. Contoh Praktek Intelijen Pemasaran
Contoh Tentang Praktek Intelijen Pemasaran (Etis, Strategi, Kekuatan Bisnis, Kelemahan Bisnis,Dll)
- Intelijensi Pemasaran Dalam Pengamatan Pasar tentang Mempertahankan Keunggulan Kompetitif
Saat ini, belum banyak yang mengedepankan
soal market intelligence (Intelijen Pemasaran) sebagai bagian penting
dari pemasaran. Hal ini tentu saja berkaitan dengan masih belum dirasa
pentingnya oleh perusahaan baik dalam pengembangan pemasaran produk
maupun dalam memproteksi rahasia perusahaan dari intaian Intelijen
Pemasaran pesaing.
Pada dasarnya Intelijen
Pemasaran merupakan salah satu strategi yang dapat digunakan oleh
perusahaan atau organisasi untuk mendapatkan informasi pasar terutama
konsumen dan pesaing. Strategi ini memfokuskan pada kebutuhan dan
keinginan konsumen serta posisi pesaing dan strategi yang digunakan
pesaing. Perusahaan atau organisasi yang mampu mengendalikan pasar
(market driven) adalah merupakan perusahaan atau organisasi memenangkan
persaingan. Untuk itu, perusahaan berupaya untuk mendapatkan informasi
sebanyaknya dan secepat mungkin tentang kondisi pasar. Strategi
intelijen pasar merupakan strategi yang dilakukan perusahaan atau
organisasi untuk mendapatkan informasi tentang kondisi pasar, yaitu
keinginan dan kebutuhan konsumen, kondisi dan perkembangan para pesaing,
perantara/distributor, pemasok/suplyer serta sistem koordinasi di
internal perusahaan dalam menghadapi persaingan dan pelayanan terhadap
konsumen.
Etis :
Era globalisasi perusahaan
dipaksa untuk siap meningkatkan daya saingnya, termasuk di dalam
penentuan harga produk di pasar. Penentuan harga produk merupakan suatu
aspek paling penting dalam konsep pemasaran, termasuk di dalam industri
manufaktur dan jasa. Dari hasil riset, terungkap bahwa sampai hari ini
ada satu strategi yang dipakai secara luas: penentuan harga berbasis
estimasi biaya (cost-based pricing). Terdapat dua masalah besar dengan
strategi ini, yaitu harga terlalu rendah atau harga terlalu tinggi
relatif terhadap standar ”value” dari perusahaan.
- Strategi dalam intelijensi pemasaran :
Strategi bersaing yang diterapkan
perusahaan berbeda-beda, bentuk strateginya tergantung potensi dari
perusahaan tersebut untuk menjalankan bisnisnya. Suatu persaingan bagi
perusahaan dapat menjadi peluang untuk mengembangkan usaha perusahaan
dan ancaman bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan banyak dituntut
untuk tanggap dan menyesuaikan diri dengan bentuk strategi persaingan
dari competitor. Selain itu perusahaan juga dituntut untuk membuat suatu
langkah strategi bersaing sebelum melaksanakan proses bisnisnya untuk
mencapai keberhasilan di pasar.
Perusahaan yang memanfaatkan inteljen akan memperoleh manfaat manfaat diantaranya :
- Membuat tenaga penjualan dan pemasaran menjadi semakin cerdas dan cepat dalam memberikan dukungan kepada pelanggan.
- Jika dilaksanakan, maka inteljen pemasaran akan dapat mengurangi biaya pokok perusahaan dan berfocus pada usaha-usaha penjualan dan pemasaran di isu-isu garis depan.
- Dapat digunakan untuk melakukan identifikasi peluang-peluang baru, misalnya identifikasi kecenderungan baru pasar dan para pesaing.
- Dapat digunakan sebagai peringatan awal terhadap pergerakan para pesaing sehingga perusahaan dapat melakukan tindakan “ perlawanan “ yerhadap para pesaing.
- Dapat meminimalisasi resiko-resiko investasi dengan cara melakukan deteksi dini terhadap ancaman-ancaman dan resiko yang akan terjadi.
- Dapat membuat terlaksananya interaksi dengan pelanggan saat ini dan di masa yang akan datang.
- Dapat digunakan untuk melakukan seleksi pasar dan penempatan posisi perusahaan serta segmentasi pelanggan dengan cara memahami kesesuaian penawaran perusahaan dengan kebutuhan pasar.
- Dapat digunakan untuk memperoleh informasi secar lebih cepat. effisen, dan biaya yang lebih murah dengan cara mengetahui sumber-sumber informasi yang teopat dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Jadi, pada dasarnya manfaat
daripada inteljen pemasaran adalah untuk memperluas pengamatan jangkauan
pasar dari competitor yang ada serta dapat memberikan proyeksi tentang
kondisi pasar di masa yang akan datang dengan memanfaatkan teknologi
baru.
Biasanya beberapa perusahaan telah
membentuk pusat informasi pemasaran untuk mengumpulkan dan menyebarkan
informasi intelijen pemasaran. Berawal dari staf yang melakukan
pengamatan publikasi-publikasi utama, mengikhtisarkan informasi yang
relevan, dan terakhir menyampaikannya kepada para manajer pemasaran.
Kumpulan informasi tersebut menyimpan informasi aktual yang sangat
membantu perkembangan sebuah perusahaan.
“Para marketing intelligence haruslah
jeli melihat celah dan segala kemungkinan yang ada. Biasanya perusahaan
memilih sosok yang cerdas, komunikatif, serta andal. Mereka diibaratkan
sebagai tim peneliti yang dibentuk oleh perusahaan.
- Kekuatan dalam intelijen pemasaran sebagai berikut :
Kegiatan dalam mengumpulkan data internal
dan eksternal disuatu pasar tertentu. Inteljen pemasaran berfokus
khususnya padea competitor, penggan, pengeluaran pelanggan,
kecenderungan pasar dan pemasok,
Suatu proses dalam memperoleh dan
menganalisa informasi untuk memahami pasar baik pasar yang ada maupun
pasar potensial untuk menentukan kebutuhan dan referensi saat ini dan
yang akan datang, memahami sikap dan perilaku pasar, dan menilai
perubahan-perubahan pada lingkungan bisnis yang dapat mempengaruhi
ukuran dan sifat-sifat pasar dimasa yang akan datang.
Informasi yang sesuai dengan pasar
perusahaan yang dikumpulkan dan dianalisa secara khusus, akurat dan
meyakinkan dalam menentukan peluang pasar, stratetgi penetrasi pasar,
serta pengukuran perkembangan pasar.
Intelejen Pemasaran juga berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk membangun strategi pasar dan program penjualan.
Suatu proses pengumpulan, analisis,
penyediaan dan pengetrapan informasi dapat secara kualitatif atau
kuantitatif mengenai lingkuangan pasar eksternal.
- Kelemahan Bisnis :
Ada beberapa masalah dengan MIS ini.
Problem pertama adalah banyak pengambil keputusan yang enggan untuk
memberitahukan faktor apa yang mereka gunakan dan bagaimana mereka
mengkombinasikan faktor-faktor itu waktu mereka membuat keputusan.
Akibatnya, tidaklah mungkin untuk mendisain bentuk laporan
data/informasi dalam bentuk yang mereka sukai. Bahkan, terkadang jikapun
caranya sudah diketahui, sering pemrogram masih kesulitan mendisain
sistemnya karena cukup kompleks dan rumit. Problem kedua adalah bahwa
setiap manajer biasanya mengutamakan hal-hal berbeda, dan akibatnya
membutuhkan data yang berbeda, sehingga format laporan yang optimal
untuk beberapa pemakai MIS dalam suatu perusahaan sangatlah sulit
dibangun. Terpaksa ada kompromi dalam bentuknya, sehingga tidak optimal
untuk semua pemakainya, atau pemrogram MIS harus membuat disain yang
sangat rumit dan lama untuk memuaskan semua pemakai. Problem ketiga
adalah karena seringkali problem sehari-hari adalah problem yang sangat
sulit di programkan dalam MIS, akibat banyaknya rantai alternatif dalam
proses pengambilan keputusan
Referensi:
*Dari Berbagai Sumber Untuk Materi Perkuliahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar